Sunday, February 5, 2017

Mahmud dan Pahmud Harus Tau Nih !! 7 `Kebaikan` Orangtua yang Malah Bikin Anak Gagal Sukses !!

Mahmud dan Pahmud Harus Tau Nih !! 7 `Kebaikan` Orangtua yang Malah Bikin Anak Gagal Sukses !!

Mahmud dan Pahmud Harus Tau Nih !! 7 `Kebaikan` Orangtua yang Malah Bikin Anak Gagal Sukses !!


Mimpi setiap orang tua adalah melihat anaknya kelak menjadi orang sukses. Apapun dilakukan untuk melapangkan jalan itu. Bila perlu saat mereka masih berumur Balita. 


Namun banyak yang tak sadar niat baik orang tua tak selamanya dilakukan dengan benar. Sebuah penelitian dari pakar kepemimpinan dan penulis buku psikologi terkenal Dr Tim Elmore menemukan beberapa kesalahan utama yang orang tua sering lakukan ketika membesarkan anak-anak mereka.

Menurut Dr Elmore, beberapa cara yang diterapkan orang tua dapat mengurangi rasa percaya diri anak sejak usia dini. Selain juga bisa membatasi peluang menjadi sukses dalam karier dan kehidupan pribadi mereka.
Untuk mengingatkan, berikut ini beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka.

1. Kita takut anak-anak menghadapi risiko

Kita hidup di dunia yang penuh dengan bahaya di setiap tikungannya. Akibatnya, prinsip 'keselamatan adalah yang utama' sering memaksa kita ketakutan kehilangan anak-anak.
Jadi kita lakukan segalanya untuk melindungi mereka. Ini memang tugas kita sebagai orang tua, tapi kita sebenarnya justru mengisolasi mereka dari perilaku sehat yaitu berani mengambil risiko, dan itu memiliki efek yang merugikan.
Psikolog di Eropa telah menemukan bahwa jika seorang anak tidak pernah dibiarkan bermain di luar dan tidak pernah mengalami luka di lututnya, mereka akan memiliki fobia ketika menjadi orang dewasa.
Anak-anak perlu jatuh beberapa kali agar tahu itu adalah sesuatu yang normal; anak-anak remaja mungkin perlu putus dari pacarnya agar tahu bahwa kematangan emosional dalam hubungan sangat dibutuhkan.
Jika orang tua menghilangkan risiko-risiko itu dari kehidupan anak-anak, mereka mungkin akan menjadi sosok, jika tidak arogan, berarti rendah diri.

2. Terlalu cepat memberi pertolongan pada anak-anak

Generasi anak muda sekarang tidak memiliki keterampilan bertahan hidup seperti anak-anak 30 tahun yang lalu. Itu karena para orang tua zaman sekarang terlalu memanjakan anak-anak mereka.
Ketika kita terlalu cepat memberi pertolongan dan memanjakan anak-anak kita dengan 'bantuan', kita sama saja telah mencabut keterampilan mengatasi kesulitan hidup dan memecahkan masalah secara mandiri dari mereka.
Pengasuhan bersifat jangka pendek dan butuh sosok penuh kepemimpinan untuk melengkapi anak-anak muda bekerja mandiri tanpa sedikit-sedikit minta bantuan orang tua.
Cepat atau lambat, jika sikap terlalu memanjakan ini terus diterapkan, anak-anak akan terbiasa memiliki pola pikir 'jika saya gagal atau membuat kesalahan, maka ada orang tua yang akan menyelamatkan saya'.
Cara tersebut sangat merugikan anak-anak ketika mereka dewasa. Itu akan mencegah anak-anak kita menjadi orang dewasa yang kompeten.

3. Kita terlalu mudah menyanjung anak-anak

Mentalitas mudah memberikan pujian pada anak-anak akan membuat mereka merasa istimewa. Tetapi menurut penelitian terbaru hal itu berpengaruh tidak baik pada anak-anak. Anak jadi punya pemmikiran bahwa hanya Ibu dan Ayah satu-satunya yang berpikir mereka mengagumkan sementara orang lain tidak.
Akibatnya, saat dewasa, anak-anak mulai meragukan objektivitas orang tua mereka; pujian tersebut terasa indah, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Ketika kita terlalu mudah memuji dan mengabaikan perilaku buruk anak-anak, mereka akan terbiasa untuk berbuat curang, bersikap berlebihan dan suka berbohong. Mereka cenderung mencari cara mudah dalam menyelesaikan kesulitan. Mereka tidak siap untuk menghadapinya.

4. Semuanya diukur dengan hadiah

Anak-anak harus dibiasakan dengan perasaan kecewa.Katakan kepada mereka 'tidak' atau 'tidak sekarang', dan biarkan mereka berjuang untuk mendapatkan apa yang benar-benar mereka butuhkan.
Sebagai orang tua, kita cenderung untuk memberikan apa saja yang diinginkan saat memberi penghargaan, terutama jika jumlah anak lebih dari satu.
Ketika salah satu dari mereka sangat baik dalam melakukan sesuatu, kita merasa tidak adil jika hanya memuji yang satu itu dan tidak yang lain.
Ini sikap yang tidak realistis, dan kita melewatkan peluang untuk mengatakan bahwa sukses itu tergantung pada usaha sendiri dan perbuatan baik.
Jika hubungan kita didasarkan pada imbalan materi, anak-anak tidak akan memiliki motivasi intrinsik maupun cinta tanpa syarat kepada orang tua.

5. Kita tidak berbagi kesalahan di masa lalu

Anak remaja yang sehat selalu ingin mengepakkan sayap mereka dan mencoba sesuatu sendiri. Kita sebagai orang dewasa harus membiarkan mereka. Tetapi itu tidak berarti kita tidak membantu mereka menavigasi kehidupan ini.
Berbagi kesalahan masa lalu dengan mereka saat kita seusia mereka akan membantu mereka belajar untuk membuat pilihan yang baik.

6. Kecerdasan, bakat dan kebebasan dianggap tanda kedewasaan

Kecerdasan sering digunakan sebagai pengukur kematangan anak. Akibatnya, orang tua menganggap anak yang cerdas berarti siap menghadapi dunia.
Padahal tidak selalu seperti itu. Banyak atlet profesional dan bintang muda Hollywood, yang memiliki bakat hebat, tetapi masih terjebak dalam skandal publik.
Hanya karena seorang anak memiliki bakat dalam hidupnya, jangan menganggap itu meliputi semua bidang.
Tidak ada panduan kapan seorang anak harus diberikan kebebasan. Tetapi aturannya adalah dengan mengamati anak-anak lain yang seusia dengan anak kita. Jika kita melihat mereka melakukan sesuatu lebih dari anak seusia mereka, kita mungkin perlu menunda memberikan kebebasan kepada anak kita.

7. Perilaku kita tidak sesuai dengan nasihat kepada mereka

Sebagai orang tua, sudah selayaknya kita memberikan contoh yang baik kepada anak-anak kita. Perilaku kita harus sesuai dengan nasihat-nasihat yang kita berikan kepada mereka.
Hal ini akan menuntun mereka memiliki kehidupan yang berkarakter dan menjadi mandiri. Anak-anak akan menjadi sosok yang bisa dipegang kata-katanya atau bertanggung jawab pada tindakannya.


Nah demikian gansis beberapa “kebaikan” ,yang justru merupakan kesalahan, yang mungkin sering dilakukan para orang tua kepada anak.
Semoga thread sederhana ini bermanfaat ya buat para Mahmud dan Pahmud pada khususnya

Related Posts

Mahmud dan Pahmud Harus Tau Nih !! 7 `Kebaikan` Orangtua yang Malah Bikin Anak Gagal Sukses !!
4/ 5
Oleh