Saat makan di restoran, tidak jarang orang memesan teh manis atau teh botol sebagai teman makan siang. Padahal makan dibarengi dengan minum teh bisa menimbulkan bahaya kesehatan.
Berbagai
teh telah dikenal khasiatnya dapat menyehatkan tubuh karena kandungan
antioksidan yang baik untuk pembuluh darah. Namun minum sebaiknya jangan
dekat-dekat waktu makan, apalagi bila dibarengi dengan makan.
"Orang Indonesia banyak makan makanan yang sifatnya inhibitor, seperti teh," jelas dr Widjaja Lukito, SpGK, PhD, staf pengajar di Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam acara Nutritalk 'Kesehatan Ibu Hamil: Membangun Landasan Bagi Kesehatan Masa Depan', di Kembang Goela, Plaza Sentral, Jl Jend. Sudirman, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Menurut dr Widjaja, makanan inhibitor maksudnya makanan tersebut dapat menghambat penyerapan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Teh disebut inhibitor karena sifatnya yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
"Teh menghambat penyerapan zat besi. Jadi, jangan makan dengan menggunakan teh. Teh itu harus diminum antara jam makan, misal 2 jam setelah makan, bukan pas makan," ujar Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG (K).
dr Ovi menjelaskan kekurangan zat besi bisa membuat seseorang menderita anemia (kekurangan darah). Hal ini akan sangat berbahaya bila sampai terjadi pada ibu hamil, karena risikonya kesehatan jelas menghantui si bayi.
Anemia selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan pada bayi maupun ibunya. Risiko pada bayi misalnya persalinan prematur atau berat lahir bayi yang rendah, dan bayi lahir cacat pada tulang belakang atau otaknya (neural tube defects). Sedangkan untuk sang bunda, anemia dapat mengakibatkan postpartum depression alias depresi pasca persalinan.
Selain makanan, penyakit infeksi seperti tuberkulosis (TB) juga dapat menghambat penyerapan nutrisi penting dalam tubuh. Sebab, kuman TB akan menggerogoti tubuh, sehingga ketika saat penderitanya makan, infeksi di dalam tubuhnya malah bersaing mengambil zat gizi.
"Orang Indonesia banyak makan makanan yang sifatnya inhibitor, seperti teh," jelas dr Widjaja Lukito, SpGK, PhD, staf pengajar di Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam acara Nutritalk 'Kesehatan Ibu Hamil: Membangun Landasan Bagi Kesehatan Masa Depan', di Kembang Goela, Plaza Sentral, Jl Jend. Sudirman, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Menurut dr Widjaja, makanan inhibitor maksudnya makanan tersebut dapat menghambat penyerapan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Teh disebut inhibitor karena sifatnya yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
"Teh menghambat penyerapan zat besi. Jadi, jangan makan dengan menggunakan teh. Teh itu harus diminum antara jam makan, misal 2 jam setelah makan, bukan pas makan," ujar Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG (K).
dr Ovi menjelaskan kekurangan zat besi bisa membuat seseorang menderita anemia (kekurangan darah). Hal ini akan sangat berbahaya bila sampai terjadi pada ibu hamil, karena risikonya kesehatan jelas menghantui si bayi.
Anemia selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan pada bayi maupun ibunya. Risiko pada bayi misalnya persalinan prematur atau berat lahir bayi yang rendah, dan bayi lahir cacat pada tulang belakang atau otaknya (neural tube defects). Sedangkan untuk sang bunda, anemia dapat mengakibatkan postpartum depression alias depresi pasca persalinan.
Selain makanan, penyakit infeksi seperti tuberkulosis (TB) juga dapat menghambat penyerapan nutrisi penting dalam tubuh. Sebab, kuman TB akan menggerogoti tubuh, sehingga ketika saat penderitanya makan, infeksi di dalam tubuhnya malah bersaing mengambil zat gizi.
Minum Teh Saat Makan Ternyata Tidak Baik Untuk Kesehatan ! Simak Ulasan Berikut Ini..
4/
5
Oleh
Hyperdash