Apakah Amda termasuk salah satu orang yang mengalami mengantuk dan lemas dari banyak orang yang menjalani puasa beberapa hari belakangan ini ? Belum terlambat untuk mengubah pola makan Anda saat sahur agar keluhan tersebut tak datang lagi.
Kenapa pola makan? Menu yang dimakan bisa memengaruhi kerja tubuh Anda selama seharian penuh. Jenis asupan yang dikonsumsi saat sahur oleh kebanyakan orang selama ini tinggi karbohidrat dan gula. Misalnya saja nasi putih yang sampai saat ini masih menjadi pilihan umum saat makan.
Dijelaskan praktisi gaya hidup dr. Phaidon L. Toruan, nasi putih termasuk karbohidrat sederhana. Jenis kaborhidrat ini akan cepat menaikkan gula darah tapi dengan segera juga menurunkannya. Tubuh pun terasa lemas, ngantuk, cepat lapar, serta ingin makan dan makan lagi.
Begitu juga dengan minuman seperti teh manis hangat yang kerap dikonsumsi orang saat sahur. Anggapan yang selama ini ada dengan minum teh manis puasa bisa menjadi lebih bertenaga. Kenyataannya anggapan itu salah.
Menurut dr. Phaidon, mengonsumsi gula hanya akan membuat tubuh cepat lemas. Gula memang bisa memberi tambahan energi dengan instan, tapi menurut dr. Phaidon, itu adalah energi palsu.
"Gula membuat kadar gula darah cepat naik, tapi cepat juga turunnya. Akibatnya tubuh jadi cepat lemas. Sebaiknya minum jus buah alami tanpa gula," tuturnya.
Lantas pola makan seperti apa yang baik untuk sahur? Food combining bisa menjadi pilihan. Praktisi Yoga dan Food Combining, Erikar Lebang, dalam buku terbarunya 'Food Combining di Bulan Ramadan' menjelaskan kenapa cara tersebut bisa membuat Anda tidak lemas dan ngantuk saat puasa.
Dalam aturan food combining, santapan sahur yang dianjurkan adalah memulainya dengan mengonsumsi buah. Buah dianjurkan karena waktu sahur, jika dilihat dalam siklus sirkadian, sebenaranya adalah fase di saat tubuh melakukan pembuangan. Saat fase ini terjadi, tubuh butuh energi yang sangat besar. Jadi jika Anda malah akan mengganggunya jika mengonsumsi makanan berat.
Setelah makan buah, pilih menu karbohidrat kompleks sebagai menu sahur lanjutan. Jangan konsumsi menu karbohidrat tersebut dengan protein, karena ini tidak sesuai dengan aturan food combining. Gabungkan karbohidrat tersebut dengan sayur segar.
Walaupun dalam aturan food combining protein bisa dikonsumsi dengan sayuran, sebaiknya saat sahur hindari kombinasi tersebut. Dikatakan Erikar dalam bukunya, protein hewani sangat sulit dicerna oleh tubuh. Hal itu karena proses pemilahannya menjadi asam amino terlalu rumit dan menyita energi.
"Itulah sebabnya pelaku puasa Ramadan yang mengubah menu sahurnya dari padat protein hewani menjadi karbohidrat serta sayuran segar mengatakan tubuhnya jauh lebih bugar, bertenaga, tidak mudah lapar, serta jauh dari rasa kantuk," urai pria yang juga sudah menulis buku 'Mitos dan Fakta Kesehatan' itu.
Ngantuk dan Lemas saat Puasa ? Simak Penjelasan Kesalahan Saat Sahur Berikut Ini !itu
4/
5
Oleh
Hyperdash